Kali ini akan diberikan materi mengenai pembahasan Proses Pembentukan Urin, mulai dari proses Filtrasi, Reabsorpsi, hingga proses Augmentasi. Silahkan disimak.
Proses Pembentukan Urin
Proses
pembentukan urin daiam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu filtrasi
(penyaringan), reabsorpsi (penye- rapan kembali), dan augmentasi (penge- luaran
zat).
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi terjadi di
kapsul Bowman dan glomerulus. Untuk memahami bagaimana cara darah disaring,
perhatikan struktur glomerulus pada Gambar 7.3. Dinding terluar kapsul Bowman
tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dengan
dinding daiam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus
kontortus proksimal. Dinding daiam kapsul Browman tersusun dari sel- sel khusus
yang disebut podosit.
Proses Filtrasi
Ketika darah masuk ke
glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler,
glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu
masuk ke daiam ruang kapsul Bowman.
Hasil filtrasi dari
glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer.
Komposisi urin primer dapat dilihat di Tabel 7.1 berikut.
Reabsorpsi terjadi di
tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus kontortus
distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal.
Banyaknya Zat yang dire- absorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat
yang direabsorpsi antara lain adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+,
K+, Ca2+, Cl , HC03-, Hb042-,
dan sebagian urea.
Reabsorpsi terjadi
secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi
secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3
, dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal.
Tahapan terjadinya reabsorpsi adalah sebagai berikut: Urin primer masuk dari glomerulus ke tubulus
kontortus proksimal. Urin primer ini bersifat hipotonis dibanding plasma darah.
Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga
terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan
itu, filtrat menuju lengkung Henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan
bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus
kontortus proksimal. Pada lengkung Henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke
jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal.
Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi Na+ dan air di bavvah kontrol
ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi
sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan
obat-obatan yang ada pada
Hasilreabsorpsi ini
berupa urin sekunder yang mengandung air, garam, urea dan pigmen empedu yang
berhingsi memberi warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (Pengumpulan)
Urin sekunder dari
tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengum- pul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- , dan
urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin
dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter
menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
sementara urin (Thibodeau et al. 1999; Padilla et al. 2005).
Lihat Gambar 7.4.
Jalur Pembentukan Urin pada Ginja; |
Demikian artikel mengenai Proses Pembentukan Urin (Filtrasi, Reabsorpsi, dan Augmentasi), semoga bermanfaat.
Sumber: Buku Biologi Jilid 2 untuk SMA Kelas XI Erlangga Hal. 169-170
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya!
EmoticonEmoticon