Kali ini akan dibahas materi mengenai Struktur Kulit pada Manusia, Epidermis dan Dermis. Sekitar 0,01 cm hingga 0,5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan atau
dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktivitas tubuh, suhu
lingkungan, makanan, kondisi kesehatan, dan keadaan emosi.
Keringat manusia terdiri
daari air, garam-garam, terutama garam dapur (NaCl),sisa metabolism sel, urea,
serta asam. Kulit (integument) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan
dermis. Perhatikan Gambar 7.8
Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal,
misalnya pada telapak tangan, ujung jari, dan telapak kaki, memiliki lima lapis
epidermis, yaitu stratum basal, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang tipis,
seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki stratum lusidum.
Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granulosum meru-
pakan sel hidup karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam
hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lusidum dan stratum
korneum meru- pakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini.
b. Dermis (Kulit Jatigat) atau Korium
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut,
dan ujung saraf. Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glan- dula sudorifcra) serta kelenjar minyak (glan- dula sebassea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang
memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung
dan dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler
darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air
dan ± 1% larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan / sebagai keringat melalui saluran keringat ke permukaan kulit.
Kira-kira 2 juta kelenjar keringat yang tersebar di
seluruh dermis manusia dewasa dapat menghasilkan keringat ±225 ml setiap
harinya. Kerja kelenjar keringat berada di bawah pengaruh pusat peng- aturan
suhu badan dari sistem saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin.
Pengaturan oleh saraf pusat ini dirangsang oleh perubahan suhu di pembuluh
darah.
Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika
darah yang melalui hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka saraf
pusat pencapai panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal itu dilakukan
dengan cara mengurangi aliran darah yang melewati pembuluh darah permukaan dan
mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang melewati
hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan
mengurangi kecepatan metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan
kecepatan hilangnya panas lewat kulit. Perhatikan Gambar 7.9.
Demikianlah materi mengenai Struktur Kulit pada Manusia, Epidermis dan Dermis, semoga bermanfaat.
Sumber: Buku Biologi Jilid 2 untuk SMA Kelas XI Erlangga Hal. 174-176
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya!
EmoticonEmoticon